August 19, 2015

Klasifikasi dan Jenis-jenis Antibiotik (Antibakteri)

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba, terutama fungi, yang dapat membasmi ataupun menghambat pertumbuhan mikroba jenis lain.

Antibiotik dapat dibuat secara sintesis, yang bisa juga disebut kemoterapi. Kemoterapi adalah zat kimia yang dapat membasmi ataupun menghambat pertumbuhan mikroba, tetapi zat ini tidak berasal dari suatu mikroba atau fungi.

Penisilin :

(Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
-penisilin tahan penisilase : kloksasilin, flukoksasilin
-penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav, bakampililin, pivampisilin.
-penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin, sulbenisilin, tikarsilin
-mesilinam : pivmesilinam)

golongan sofalosporin :

(sefradin, sefuroksim, Sefaleksim
sefotaksim, seftazidin, seftriakson, sefaklor)

Antibiotik betalaktam lainnya :

-golongan monobaktam, aztreonam dan
-golongan karbapenem, imipenem (turunan tienamisin) dan meropenem),

golongan tetrasiklin :

(demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin, oksitetrasiklin, tetrasiklin)

Golongan Aminoglikosida 

(amikasingentamisin, kamamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin, dan tobramisin.)

golongan makrolida

(azitromisin, Eritromisin, Klaritromisin, Roksitromisin, Spiramisin)

Golongan Kuinolon :

(Siprofloksasin (Cyprofloxacin), Levofloksasin, Ofloksasin, Asam nalidiksat, Norfloksasin, Moksifloksasin)

Sulfonamida dan Trimetoprim ( Kotrimoksazol)

Antibiotik Lain

(Kloramfenikol, Klindamisin, Vankomisin dan Teikoplanin, Spektinomisin, Linezolid)

Penggolongan Antibiotik, Klasifikasi Antibiotik



Klasifikasi antibiotik/antibakteri :

     1.       Penisilin
     2.       Sefalosporin dan antibiotik betalaktam lainnya
     3.       Tetrasiklin
     4.       Aminoglikosida
     5.       Makrolida
     6.       Kuinolon
     7.       Sulfonamida dan trimetoprim
     8.       Antibiotik lain


Jenis dan Macam Penggolongan Antibiotik

1.Penisilin

Penisilin adalah antibiotik yang bersifat bakterisida (membunuh bakteri) dengan mekanisme menghambat sintesa dinding sel bakteri. Obat ini berdifusi baik pada jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang baik kecuali selaput otak mengalami infeksi. Antibiotik yang termasuk golongan penisilin antara lain :

-Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
-penisilin tahan penisilase : kloksasilin, flukoksasilin
-penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav, bakampililin, pivampisilin.
-penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin, sulbenisilin, tikarsilin
-mesilinam : pivmesilinam

2.Sefalosporin dan antibiotik betalaktam lainnya

Sefalosporin merupakan antibiotik spektruk luas yang digunakan untuk terapi septikemia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran empedu,  peritonitis,  dan infeksi saluran urin. Aktivitas farmakologisnya sama dengan penisilin, diekskresikan melalui ginjal, kemempuan melewati sawar otak  sangat rendah kecuali terjadi inflamasi. Antibiotik golongan sofalosporin  ini termasuk :

-sefradin, sefuroksim, Sefaleksim
-sefotaksim, seftazidin, seftriakson, sefaklor
Antibiotik betalaktam lainnya :
-golongan monobaktam, aztreonam dan
-golongan karbapenem, imipenem (turunan tienamisin) dan meropenem.

3. Tetrasiklin

Tetrasiklim merupakan antibiotik spektrum luas, secara mikrobiologis, hanya sedikit mikroba yang dapat diatasi oleh golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin, namun minosiklin jarang digunakan karna efek samping pusing dan vertigo. Dilain sisi tetra merupakan salah satu alternatif pilihan obat bagi pasien yang alergi terhadap antibiotik golongan betalaktam.

Penggunaannya mulai menurun karena banyaknya terjadi resistensi bakteri, namun obat ini masih merupakan pilihan untuk infeksi saluran pernafasan, dan mikoplasma genital, serta infeksi yang disebabkan klamidia (trakoma, psitakosis, salpingitis, uretritis, dan limfogranuloma venereum), riketsia (termasuk Q-fever), brusela, dan spiroketa.
Obat yang termasuk golongan tetrasiklin :

-demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin
-oksitetrasiklin, tetrasiklin,

4. Aminoglikosida

Antibiotik golongan ini bersifat bakterisidal yang terutama aktif terhadap bakteri gram negatif, golongan ini meliputi amikasin, gentamisin, kamamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin, dan tobramisin.


Aminoglikosida tidak diabsorpsi melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan secara parenteral untuk mengatasi infeksi sistemik. adapun efek samping obat golongan ini adalah ototoksik (menganggu pendengaran/ketulian) dan nefrotoksik (merusak ginjal), efek samping tergantung dosis, lama pemberian, umur (lansia dan anak anak paling beresiko) maupun variasi individual terkait fisiologi dan metabolisme.

Aminoglikosida sebaiknya jangan diberikan bersamaan dengan diuretik (misal furosemid/HCT dll) karena potensial memperparah resiko ototoksik. jika terpaksa (darurat) memberikannya, maka jarak minum antar kedua obat harus sepanjang mungkin.


5. Makrolida


yang termasuk golongan makrolida antara lain : azitromisin, Eritromisin, Klaritromisin, Roksitromisin, Spiramisin.


Azitromisin
adalah makrolida yang aktivitasnya terhadap bakteri gram positif, sedikit lebih lemah dibanding eritromisin. Waktu paruh relatif lama sehingga memungkinkan penggunaan dosis satu kali sehari.


Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang mirip dengan penisilin, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terhadap pasien yang alergi maupun yang resisten terhadap penisilin, umunya eritromisin digunakan untuk infeksi saluran nafas. Klaritromisin merupakan derivat eritromisin, dimana klaritromisin lebih kuat aktivitasnya dibandingkan eritromisin.


6. Kuinolon


Antibiotik yang termasuk kedalam kuinolon antara lain : Siprofloksasin (Cyprofloxacin), Levofloksasin, Ofloksasin, Asam nalidiksat, Norfloksasin, Moksifloksasin,


Siprofloksasin
aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, namun lebih kuat dan aktif terhadap bakteri gram negatif, siproksasi tidak boleh digunain terhadap pneumonia pneumococus karena tidak efektif.


Levofloksasin merupakan antibakteri gram positif dan negatif, lebih aktif terhadap P.Pneumococus dibanding siprofloksasin.


7. Sulfonamida dan Trimetoprim


yang cukup banyak digunakan adalah sulfametoksazol dan trimetoprim dalam bentuk kombinasi (Ko-Trimoksazol) , namun kotrimoksazol dapat menyebabkan efek samping yang serius, namun jarang terjadi seperti sindrom stevens johnson, diskrasi darah : penekanan sumsum tulang belakang, kernikterus bagi bayi yang berumur kurang dari 6 minggu, adanya resiko anemia hemolitik pada anak dewasa yang defisiensi G6PD,


8. Antibiotik Lain


a. Kloramfenikol


kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas, penggunaannya sebaiknya untuk penanganan infeksi yang mengancam jiwa.


b. Klindamisin


Klindamisin aktif terhadap bakteri kokus gram positif, Klindamisin mempunyai efek samping yang serius, seperti kolitis. bila penggunaannya menyebabkan diare, maka sebaiknya pengobatan dihentikan segera.


c. Vankomisin dan Teikoplanin


antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram positif aerob dan non aerob termasuk stafilokokus yang multiresisten.


d. Spektinomisin


Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram negatif termasuk N. Gonnorhoeae, obat ini hanya diindikasikan terhadap penyakit gonorhoe yang resisten terhadap penisilin.


e. Linezolid


Linezolid merupakan antibakteri oksazolidinon yang aktif terhadap bakteri gram positif.


Demikianlah beberapa macam dan jeni antibiotik yang teman-teman dapat pahami di blog Seoanthrax ini.
Disqus Comments