May 1, 2018

Cara Melakukan Teknik Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

Terapi CBT sangat populer karena sesi konseling yang singat, lebih murah dibanding konseling jenis lainnya, secara empiris didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan mampu mengatasi perilaku maladaptif. CBT sering digunakan untuk menangani kasus phobia, kecanduan obat-obatan, depresi, PTSD dan cemas. Keuntungan CBT, ketika klien mengerti how and why mereka menjadi sehat secara mental, maka perilaku terssebut cenderung menetap dan lama. CBT cocok untuk klien yang nyaman dengan introspeksi.

Supaya CBT bekerja lebih efektif, klien harus mau dan bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk menganalisa pikiran dan perasaannya sendiri. CBT cocok untuk orang yang mencari treatment/ konseling jangka pendek yang tidak menggunakan obat-obatan. Salah satu kelebihan CBT adalah mengajarkan keterampilan coping yang bisa berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. CBT menggunakan metode Socratic.

Cara Melakukan Teknik Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

Dalam rangka memahami alasan di balik cara berpikir klien, dengan cara bertanya kepada klien ataupun mengajak klien bertanya kepada dirinya sendiri. Contoh: “bagaimana kamu tahu kalau orang-orang tersebut menertawai ku?” bisakah mereka tertawa tentang hal yang lain?” CBT terstruktur dan direktif. Terstruktur maksudnya: Setiap sesinya ada agenda yang ingin dicapai.

Teknik/ konsep khusus diajarkan selama sesi dan berfokus pada tujuan klien. Direktif disini bukan mengatakan apa tujuan konseling dan apa yang harusnya mereka toleransi, akan tetapi kita menunjukkan bagaimana berpikir dan bertingkah laku untuk mencapai apa yang mereka inginkan/ tujukan. Jadi yang dilakukan konselor, bukan mengatakan apa yang harus dilakukan tapi bagaimana melakukannya.

Teknik-teknik dalam CBT Ketika klien menyadari beberapa pikiran tidak rasional dan tidak sehat bukan berarti secara otomatis perilakunya bisa berubah, sehingga dalam penggunaan CBT tidak bisa menggunakan satu teknik saja tapi menggunakan beberapa teknik, seperti: relaksasi, journaling, Eksperimen perilaku: untuk mengetes cara berpikir seseorang yang memberikan bukti objektif tentang cara berpikir mana yang lebih baik. Contoh: “Kalau saya mengkritik diri saya karena makan terlalu banyak, maka makan terlalu banyak saya berkurang” VS “ Kalau saya berbicara dengan diri saya secara baik-baik, maka makan berlebihan saya akan berkurang” Rekaman evaluasi pikiran: untuk mengetes seberapa valid cara berpikir seseorang.

Contoh: Ketika mahasiswa mendapat feedback dari dosennya maka ia berpikir bahwa dirinya tidak berguna Mahasiswa tersebut bisa melakukan “rekaman evaluasi pikiran” --- dosen ku memberikan masukan positif kemarin ATAU dosenku memberikan masukan kepada ku, kalau dia berpikir aku tidak berguna mungkin dia tidak akan memberikan masukan kepada ku. Rekaman evaluasi pikiran membantu mengubah keyakinan irasional menjadi lebih rasional dan logis.

Eksperimen tingkah laku dalam psikologi membantu merubah keyakinan irasional dan juga perasaan klien (meskipun apa yang dirasakan itu benar terlepas dari kenyataan yang ada). Menjadwalkan kegiatan yang menyenangkan (terutama untuk klien dengan kasus depresi). Jadwal kegiatan harian: memberikan perasaan mampu menguasai, mengatur, dan kepuasan akan pencapaian. Hal ini bisa membantu seseorang berpikir negatif, rigid dan berfokus dengan diri sendiri.

Disentisasi sistematis: perlahan-lahan mendekati objek / sesuatu yang menjadi sumber masalah klien (dimulai dari hal yang kurang menakutkan/mencemaskan ke hal yang palng mencemaskan/ menakutkan). Teknik implosif: mengarahkan klien untuk membayangkan situasi stimulus yang mengancam secara berulang-ulang. Karena dilakukan secara terus menerus dan konsekuensi menakutkan tdk terjadi maka diharapkan kecemasan klien tereduksi. Homework/ PR: memberikan pekerjaan rumah untuk mempraktekkan teknik yang sudah dipelajari selama prosesi konseling.
Disqus Comments